Batu Akik - Inilah Sejarah Lengkap Batu Akik Kalimaya Banten- Kalimaya adalah sejenis batu mulia berasal dari Banten yang telah puluhan tahun dikenal dikalangan masyarakat sebagai batu permata yang bisa menghasilkan perpaduan warna-warni gemilang. Namanya telah mulai dikenal sebagai istilah Indonesia untuk batu (mineral) jenis opal yang terklasifikasi sebagai batu mulia (batu permata).
Disebutkan bahwa sebuah batumulia bisa dikategorikan sebagai batu permata apabila ia setidaknya mempunyai 3 persyaratan yakni keindahan, langka serta awet. Opal malahan mempunyai keistimewaan lain sebagai batu permata karena keunikan sifat optiknya yang bisa menghasilkan indahnya merah delima (ruby), warna hijau laut zamrud, ungu gemilang dari kecubung serta semua kemilau indah batu permata.
Kalimaya atau opal terdapat di berbagai negara diantaranya Australia, Amerika, Afrika serta Indonesia yang terletak di Provinsi Banten. Belakangan di pasaran batumulia muncul istilah kalimaya papua, akan namun sukar ditelusuri kebenarannya, malahan diantara penjualnya ada yang akui itu adalah opal sintetis. Bagi para penggemar batu mulia, mungkin tidak asing lagi dengan batu yang satu ini.
 |
| Bahan Batu Black Opal |
Kalimaya atau dalam masyarakat global dikenal dengan nama Batu Opal adalah jenis batu permata (batu mulia) yang terbentuk dari mineral silika dengan formula SiO2. nH2O. Tak berbentuk Kristal sebagaimana kuarsa (amorf), memiliki tingkat kekerasan 5.5 sd 6,5 pada skala Mohs. Kalimaya dikenal dari segi keindahan serta struktur warna yang mengundang decak kagum orang yang melihatnya. Pantulan cahaya serta kilauannya semakin indah terlihat.
Ada yang menceritakan bahwa asal mula penamaannya diambil dari nama sungai tempat ditemukannya batu tersebut pertama kali yakni Kali Maja, lalu berubah secara lingual menjadi kalimaya. Salah satu versi berujar bahwa kalimaya pertama kali diucapkan oleh seorang berkebangsaan Jepang yang tak fasih mengatakan lafal “j (dulu dj)”.
Kalimaya atau opal adalah mineral silika yang serupa dengan kuarsa , namun memiliki kandungan air dalam susunan mineralnya, sehingga formulanya adalah SiO2. nH2O. Adanya gugus hidroksil yang mencapai 4 – 10% pada kalimaya memungkinkan batu permata ini mempunyai sifat optik yang sangat unik, menampilkan warna-warni bagai pelangi yang senantiasa berubah tergantung pada sudut pengamatan.
Kalimaya (opal) biasanya diklasifikasikan berdasarkan kenampakan warna dasar serta permainan warna yang tampak. Jenis-jenis kalimaya hingga kini belum bisa diuraikan secara rinci karena memang belum ada yang baku, akan namun secara umum bisa diterima beberapa jenis kalimaya yang telah cukup dikenal di pasaran sebagaimana kalimaya susu (putih), kalimaya teh, kalimaya kristal, kalimaya bunglon serta kalimaya hitam.
Dari klasifikasi tersebut rupanya memperlihatkan bahwa opal Indonesia, terutama di Banten mempunyai jenis lebih beragam dari opal Australia.
Berikut ragam kalimaya yang tersebar di Banten yang kami kutip dari indopos 23 April 2015, diantaranya kalimaya susu,kalimaya kristal, kalimaya teh,kalimaya bunglon,kalimaya hitam.
Kalimaya susu (kalimaya putih) adalah opal berwarna dasar putih susu yang tak transparan sampai hampir transparan,
Kalimaya kristal adalah opal yang umumnya transparan, tak berwarna hingga kecoklatan,
Kalimaya teh adalah kalimaya berwarna dasar coklat kemerahan atau kekuningan sebagaimana warna air teh, biasanya tak transparan sampai hampir transparan.
Kalimaya bunglon (chameleon), adalah kalimaya yang biasanya berwarna dasar putih-kelabu, kehijauan, tak transparan sampai hampir transparan. Pada kalimaya jenis ini permainan warna bisa muncul atau hilang tergantung situasi batu apakah kering atau lembab.
Kalimaya hitam adalah jenis kalimaya berwarna gelap, umumnya hitam keabu-abuan, warna dasar gelap ini mengakibatkan warna-warni didalam batu kalimaya ini menjadi lebih hidup serta gemilang, jenis kalimaya paling banyak dicari serta memiliki nilai jual yang luar biasa tinggi dibanding jenis yang lain.